Bab Meringankan dan Menyempurnakan Wudhu - Hadits 138-139 - Kitab Shahih Bukhari (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
Pada kajian kali ini Ustadz Badrusalam akan membawakan pembahasan tentang “Bab Meringankan dan Menyempurnakan Wudhu (138-139)“. Kajian ini beliau sampaikan pada Rabu pagi, 22 Rajab 1438 / 19 April 2017 di Radio Rodja dan RodjaTV.
Download juga kajian sebelumnya: “Bab Shalat tidak Diterima tanpa Wudhu (135-137)”
Ringkasan Ceramah Agama Islam: Kitab Shahih Bukhari: Bab Meringankan dan Menyempurnakan Wudhu (138-139)
Dalam hadits yang ke 138, dikatakan bahwa:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو قَالَ أَخْبَرَنِي كُرَيْبٌ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ حَتَّى نَفَخَ ثُمَّ صَلَّى وَرُبَّمَا قَالَ اضْطَجَعَ حَتَّى نَفَخَ ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى ثُمَّ حَدَّثَنَا بِهِ سُفْيَانُ مَرَّةً بَعْدَ مَرَّةٍ عَنْ عَمْرٍو عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ لَيْلَةً فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ اللَّيْلِ فَلَمَّا كَانَ فِي بَعْضِ اللَّيْلِ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَضَّأَ مِنْ شَنٍّ مُعَلَّقٍ وُضُوءًا خَفِيفًا يُخَفِّفُهُ عَمْرٌو وَيُقَلِّلُهُ وَقَامَ يُصَلِّي فَتَوَضَّأْتُ نَحْوًا مِمَّا تَوَضَّأَ ثُمَّ جِئْتُ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ عَنْ شِمَالِهِ فَحَوَّلَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ ثُمَّ صَلَّى مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ اضْطَجَعَ فَنَامَ حَتَّى نَفَخَ ثُمَّ أَتَاهُ الْمُنَادِي فَآذَنَهُ بِالصَّلَاةِ فَقَامَ مَعَهُ إِلَى الصَّلَاةِ فَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ قُلْنَا لِعَمْرٍو إِنَّ نَاسًا يَقُولُونَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَنَامُ عَيْنُهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ قَالَ عَمْرٌو سَمِعْتُ عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ يَقُولُ رُؤْيَا الْأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ ثُمَّ قَرَأَ } إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ {
“Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Amru berkata, telah mengabarkan kepadaku Kuraib dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai mendengkur kemudian bangun dan mengerjakan shalat. Atau ia mengatakan, “Nabi berbaring hingga mendengkur, kemudian beliau berdiri shalat.
Kemudian Sufyan secara berturut-turut meriwayatkan hadits tersebut kepada kami, dari ‘Amru dari Kuraib dari Ibnu ‘Abbas ia berkata, “Pada suatu malam aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat malam. Hingga pada suatu malam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun dan berwudlu dari bejana kecil dengan wudlu yang ringan, setelah itu berdiri dan shalat. Aku lalu ikut berwudlu’ dari bejana yang beliau gunakan untuk wudlu’, kemudian aku menghampiri beliau dan ikut shalat di sisi kirinya -Sufyan juga menyebutkan sebelah kiri-, beliau lalu menggeser aku ke sisi kanannya. Setelah itu beliau shalat sesuai yang dikehendakinya, kemudian beliau berbaring dan tidur hingga mendengkur. Kemudian seorang tukang adzan datang memberitahukan beliau bahwa waktu shalat telah tiba, beliau lalu pergi bersamanya dan shalat tanpa berwudlu lagi.”
Kami lalu katakan kepada Amru, “Orang-orang mengatakan bahwa mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur, namun tidak dengan hatinya.” Amru lalu berkata, “Aku pernah mendengar Ubaid bin Umair berkata, “Mimpinya para Nabi adalah wahyu.” Kemudian ia membaca: ‘(Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku akan menyembelihmu..) ‘ (Qs. Ash Shaaffat: 102)..”
Dan di dalam hadits ke 139 pembahasannya tentang menyempurnakan wudhu:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ دَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عَرَفَةَ حَتَّى إِذَا كَانَ بِالشِّعْبِ نَزَلَ فَبَالَ ثُمَّ تَوَضَّأَ وَلَمْ يُسْبِغْ الْوُضُوءَ فَقُلْتُ الصَّلَاةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ الصَّلَاةُ أَمَامَكَ فَرَكِبَ فَلَمَّا جَاءَ الْمُزْدَلِفَةَ نَزَلَ فَتَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ ثُمَّ أَنَاخَ كُلُّ إِنْسَانٍ بَعِيرَهُ فِي مَنْزِلِهِ ثُمَّ أُقِيمَتْ الْعِشَاءُ فَصَلَّى وَلَمْ يُصَلِّ بَيْنَهُمَا
“Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Musa bin ‘Uqbah dari Kuraib mantan budak Ibnu ‘Abbas, dari Usamah bin Zaid bahwa ia mendengarnya berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertolak meninggalkan ‘Arafah hingga setelah sampai di lembah (jalan di sisi gunung) beliau turun buang air kecil, kemudian beliau berwudlu namun dengan wudhu’ yang ringan. Aku lalu bertanya, “Apakah akan shalat wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Shalat masih ada di depanmu.” Beliau lalu mengendarai tunggangannya hingga sampai di Muzdalifaah beliau turun dan wudhu’ secara sempurna, kemudian iqamah dikumandangkan, dan beliau pun melaksanakan shalat Maghrib. Kemudian orang-orang menambatkan unta-unta mereka pada tempatnya, lalu iqamat isya` dikumandangkan, beliau lalu mengerjakan shalat isya` tanpa mengerjakan shalat yang lain di antara keduanya.”
Simak penjelasan dari hadits tersebut di dalam rekaman kajian Kitab Shahih Bukhari dengan pembahasan tentang “Bab Meringankan dan Menyempurnakan Wudhu” berikut ini. Semoga bermanfaat
Download Kajian Kitab Shahih Bukhari: Bab Meringankan dan Menyempurnakan Wudhu (138-139)
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download kajian ini ke Facebook, Twitter, dan Google+. Insya Allah bermanfaat bagi saudara Muslimin dan bagi amal ibadah kita.